Minggu, 09 Desember 2007

Psikologi Olahraga

1. Apakah Psikologi Olahraga?

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya, mulai dari perilaku sederhana sampai yang kompleks. Perilaku manusia ada yang disadari, namun ada pula yang tidak disadari, dan perilaku yang ditampilkan seseorang dapat bersumber dari luar ataupun dari dalam dirinya sendiri.

Ilmu psikologi diterapkan pula ke dalam bidang olahraga yang lalu dikenal sebagai psikologi olahraga. Penerapan psikologi ke dalam bidang olahraga ini adalah untuk membantu agar bakat olahraga yang ada dalam diri seseorang dapat dikembangkan sebaik-baiknya tanpa adanya hambatan dan factor-faktor yang ada dalam kepribadiannya. Dengan kata lain, tujuan umum dari psikologi olahraga adalah untuk membantu seseorang agar dapat menampilkan prestasi optimal, yang lebih baik dari sebelumnya.

2. Mengapa Psikologi Olahraga Diperlukan dalam Olahraga?

Meningkatnya stres dalam pertandingan dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun. Mereka dapat menjadi tegang. denyut nadi meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya, dan mereka merasakan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para atlet tidak dapat menampilkan permainan terbaiknya. Para pelatih pun menaruh minat terhadap bidang psikologi olahraga, khususnya dalam pengendalian stres.

Psikologi olahraga juga diperlukan agar atlet berpikir mengenai. mengapa mereka berolahraga dan apa yang ingin mereka capai? Sekali tujuannya diketahui, latihan-latihan ketrampilan psikologis dapat menolong tercapainya tujuan tersebut.3. Bagaimanakah Psikologi Olahraga Dapat Membantu Atlet Agar Memiliki Mental yang Tangguh?

Mental yang tegar, sama halnya dengan teknik dan fisik, akan didapat melalui latihan yang terencana, teratur, dan sistematis. Dalam membina aspek psikis atau mental atlet, pertama-tama perlu disadari bahwa setiap atlet harus dipandang secara individual, yang satu berbeda dengan yang lainnya. Untuk membantu mengenal profil setiap atlet, dapat dilakukan pemeriksaan psikologis, yang biasa dikenal dengan “psikotes”, dengan bantuan psikometri.

Profil psikologis atlet biasanya berupa gambaran kepnbadian secara umum, potensi intelektual. dan fungsi daya pikimya yang dihubungkan dengan olahraga. Profil atlet pada umumnya tidak berubah banyak dari waktu ke waktu. Oleh karenanya, orang sering beranggapan bahwa calon atlet berbakat dapat ditelusun semata-mata dari profil psikologisnya. Anggapan semacam ini keliru, karena gambaran psikologis seseorang tidak menjamin keberhasilan atau kegagalannya dalam prestasi olahraga, karena banyak sekali faktor lain yang mempengaruhinya. Beberapa aspek psikologis dapat diperbaiki melalui latihan ketrampilan psikologis (diuraikan kemudian) yang terencana dan sistematis, yang pelaksanaannya sangat tergantung dari komitmen si atlet terhadap program tersebut.

B. Aspek-aspek Psikologis yang berperan dalam OlahragaPengaruh faktor psikologis pada atlet akan terlihat dengan jelas pada saat atlet tersebut bertanding. Berikut ini akan diuraikan beberapa masalah psikologis yang paling sering timbul di kalangan olahraga, khususnya dalam kaitannya dengan pertandingan dan masa latihan.

1. Berpikir Positif

Berpikir positif dimaksudkan sebagai cara berpikir yang mengarahkan sesuatu ke arah positif, melihat segi baiknya. Hal ini perlu dibiasakan bukan saja oleh atlet, tetapi terlebih-lebih bagi pelatih yang melatihnya. Dengan membiasakan diri berpikir positif, maka akan berpengaruh sangat baik untuk menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Berpikir positif merupakan modal utama untuk dapat memiliki ketrampilan psikologis atau mental yang tangguh.

Pikiran positif akan diikuti dengan tindakan dan perkataan positif pula, karena pikiran akan menuntun tindakan. Sebagai contoh, jika dalam bermain bulutangkis terlintas pikiran negatif seperti, “takut salah, takut out, takut bola pukulannya tanggung” dan sebagainya, maka kemungkinan terjadi akan lebih besar. Karena itu cobalah dan biasakan untuk selalu berpikir positif, hindari yang negatif. Demikian juga dalam memberikan instruksi kepada atlet. Daripada mengatakan: “Kamu ini susah sekali sih diajarnya…, salah terus…! Awas, jangan berhenti sebelum bisa!”, lebih baik mengatakannya dengan cara yang positif walaupun maksudnya sama: “Ayo, coba lagi pelan-pelan, kamu pasti bisa melakukannya. Perhatikan, tangannya, begini… langkahnya, ke sini… kena bolanya, di sini… ayo dicoba”.

Sebagai pelatih, tunjukkan Anda percaya bahwa atlet Anda memiliki peluang untuk dapat berprestasi baik. Cemooh, celaan, dan kritik yang pedas yang tidak pada tempatnya, justru akan membuat atlet bereaksi negatif dan berakibat akan menurunkan motivasi yang diikuti dengan penurunan prestasi.

2. Penetapan Sasaran

Penetapan sasaran (goal setting) merupakan dasar dan latihan mental. Pelatih perlu membantu setiap atletnya untuk menetapkan sasaran, baik sasaran dalam latihan maupun dalam pertandingan. Sasaran tersebut mulai dan sasaran jangka panjang, menengah, sampai sasaran jangka pendek yang lebih spesifik.

Untuk menetapkan sasaran, ada tiga syarat yang perlu diingat agar sasaran itu bermanfaat, yaitu:

a. Sasaran harus menantang.

Sasaran yang ditentukan harus sedemikan rupa, sehingga atlet merasa tertantang untuk dapat mencapai sasaran tersebut.

b. Sasaran harus dapat dicapai.

Buatlah sasaran itu cukup tinggi, akan tetapi tidak terlalu tinggi. Atlet harus merasa bahwa sasaran yang ditetapkan itu dapat tercapai jika ia berusaha keras. Jika sasaran terlalu tinggi, sehingga atlet merasa mustahil dapat mencapainya, maka motivasi berlatihnya akan menurun. Demikian pula, jika sasaran tersebut terlalu mudah untuk dapat dicapai, maka atlet merasa tidak perlu berlatih keras karena ia akan dapat mencapai sasaran tersebut.

c. Sasaran harus meningkat.

Mulai dari sasaran yang relatif rendah, kemudian buatlah sasaran tersebut makin lama makin tinggi, semakin sulit tercapainya jika atlet tidak berlatih keras. Dalam setiap latihanpun biasakanlah selalu ada sasaran yang harus dicapai. Dan target yang bersifat umum, lalu uraikan lagi secara lebih spesifik. Dan target untuk suatu kompetisi jangka panjang, uraikan menjadi target atau sasaran jangka pendek, sampai target untuk setiap latihan. Sasaran yang ditetapkan tersebut, hendaknya juga ditetapkan kapan harus tercapainya, dan bagaimana pula cara mengukumya atau apa ukurannya secara objektif. Sedapat mungkin, buatkan grafik pencapaian sasaran tersebut agar terlihat jelas arah dan peningkatannya.

3. Motivasi

Motivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang kuat menunjukkan bahwa dalam diri orang tersebut tertanam dorongan kuat untuk dapat melakukan sesuatu.

Ditinjau dari fungsi diri seseorang, motivasi dapat dibedakan antara motivasi yang berasal dan luar (ekstrinsik) dan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri (intrinsik). Dengan pendekatan psikologis diharapkan atlet dalam setiap penampilannya dapat memperlihatkan motivasi yang kuat untuk bermain sebaik-baiknya, sehingga dapat memenangkan pertandingan.

Motivasi yang baik tidak mendasarkan dorongannya pada faktor ekstrinsik seperti hadiah atau penghargaan dalam bentuk materi. Akan tetapi motivasi yang baik, kuat, dan lebih lama menetap adalah faktor intrinsik yang mendasarkan pada keinginan pribadi yang lebih mengutamakan prestasi untuk mencapai kepuasan diri daripada hal-hal yang material.

Untuk mengembangkan motivasi intrinsik ini, peran pelatih dan orangtua sangat besar. Pelatih perlu melakukan pendekatan dan menumbuhkan kepercayaan diri pada atlet secara positif. Ajarkan atlet untuk dapat menghargai diri sendiri, oleh karena itu, pelatih harus memperlihatkan bahwa ia menghargai hasil kerja atlet secara konsekuen.

4. Emosi

Faktor-faktor emosi dalam diri atlet menyangkut sikap dan perasaan atlet secara pribadi terhadap diri sendiri, pelatih maupun hal-hal lain di sekelilingnya. Bentuk-bentuk emosi dikenal sebagai perasaan seperti senang, sedih, marah, cemas, takut, dan sebagainya. Bentuk-bentuk emosi tersebut terdapat pada setiap orang. Akan tetapi yang perlu diperhatikan di sini adalah bagaimana kita mengendalikan emosi tersebut agar tidak merugikan diri sendiri.

Pengendalian emosi dalam pertandingan olahraga seringkali menjadi faktor penentu kemenangan. Para pelatih harus mengetahui dengan jelas bagaimana gejolak emosi atlet asuhannya, bukan saja dalam pertandingan tetapi juga dalam latihan dan kehidupan sehari-hari. Pelatih perlu tahu kapan dan hal apa saja yang dapat membuat atletnya marah, senang, sedih, takut, dan sebagainya. Dengan demikian pelatih perlu juga mencari data-data untuk mengendalikan emosi para atlet asuhannya. yang tentu saja akan berbeda antara atlet yang satu dengan atlet lainnya.

Gejolak emosi dapat mengganggu keseimbangan psikofisiologis seperti gemetar, sakit perut, kejang otot, dan sebagainya. Dengan terganggunya keseimbangan fisiologis maka konsentrasi pun akan terganggu, sehingga atlet tidak dapat tampil maksimal. Seringkali seorang atlet mengalami ketegangan yang memuncak hanya beberapa saat sebelum pertandingan dimulai. Demikian hebatnya ketegangan tersebut sampai ia tidak dapat melakukan awalan dengan baik. Apalagi jika lawannya dapat menekan dan penonton pun tidak berpihak padanya, maka dapat dibayangkan atlet tersebut tidak akan dapat bermain baik. Konsentrasinya akan buyar, strategi yang sudah disiapkan tidak dapat dijalankan, bahkan ia tidak tahu harus berbuat apa.

Disinilah perlunya dipelajari cara-cara mengatasi ketegangan (stress mana- gement). Sebelum pelatih mencoba mengatasi ketegangan atletnya. terlebih dulu harus diketahui sumber-sumber ketegangan tersebut. Untuk mengetahuinya, diperlukan adanya komunikasi yang baik antara pelatih dengan atlet. Berikut ini dijelaskan secara terpisah mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan emosi.

5. Kecemasan dan Ketegangan

Kecemasan biasanya berhubungan dengan perasaan takut akan kehilangan sesuatu, kegagalan, rasa salah, takut mengecewakan orang lain, dan perasaan tidak enak lainnya. Kecemasan-kecemasan tersebut membuat atlet menjadi tegang, sehingga bila ia terjun ke dalam pertandingan maka dapat dipastikan penampilannya tidak akan optimal. Untuk itu, telah banyak diketahui berbagai teknik untuk mengatasi kecemasan dan ketegangan yang penggunaannya tergantung dari macam kecemasannya.

Sebagai usaha untuk dapat mengatasi ketegangan dan kecemasan, khususnya dalam menghadapi pertandingan, lakukanlah beberapa teknik berikut ini :

a. Identifikasikan dan temukan sumber utama dan permasalahan yang menimbulkan kecemasan.
b. Lakukan latihan simulasi, yaitu latihan di bawah kondisi seperti dalam pertandingan sesungguhnya.
c. Usahakan untuk mengingat, memikirkan dan merasakan kembali saat-saat ketika mencapai penampilan paling baik atau paling mengesankan.
d. Lakukan latihan relaksasi progresif, yaitu melakukan peregangan alau pengendoran otot-otot tertentu secara sistematis dalam waktu tertentu.
e. Lakukan latihan otogenik, yaitu bentuk latihan relaksasi yang secara sistematis memikirkan dan merasakan bagian-bagian tubuh sebagai hangat dan berat.
f. Lakukan latihan pernapasan dengan bernapas melalui mulut dan hidung serta secara sadar bernapas dengan menggunakan diafragma.
g. Dengarkan musik (untuk mengalihkan perhatian).
h. Berbincang-bincang, berada dalam situasi sosial (untuk mengalihkan perhatian).
i. Membuat pernyataan-pernyataan positif terhadap diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang diperlukan saat itu.
j. Lain-lain yang dapat mengurangi ketegangan.

6. Kepercayaan Diri

Dalam olahraga, kepercayaan diri sudah pasti menjadi salah satu faktor penentu suksesnya seorang atlet. Masalah kurang atau hilangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri akan mengakibatkan atlet tampil di bawah kemampuannya. Karena itu sesungguhnya atlet tidak perlu merasa ragu akan kemampuannya, sepanjang ia telah berlatih secara sungguh-sungguh dan memiliki pengalaman bertanding yang memadai.

Peran pelatih dalam menumbuhkan rasa percaya diri atletnya sangat besar. Syarat untuk untuk membangun kepercayaan diri adalah sikap positif. Beritahu pemain di mana letak kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Buatkan program latihan untuk setiap atlet dan bantu mereka untuk memasang target sesuai dengan kemampuannya agar target dapat tercapai jika latihan dilakukan dengan usaha keras. Berikan kritik membangun dalam melakukan penilaian terhadap atlet. Ingat, kritik negatif bahkan akan mengurangi rasa percaya diri.

Jika pemain telah bekerja keras dan bermain bagus (walaupun kalah), tunjukkan penghargaan Anda sebagai pelatih. Jika pemain mengalami kekalahan (apalagi tidak dengan bermain baik), hadapkan ia pada kenyataan objektif. Artinya, beritahukan mana yang telah dilakukannya secara benar dan mana yang salah, serta tunjukkan bagaimana seharusnya. Menemui pemain yang baru saja mengalami kekalahan harus dilakukan sesegera mungkin dibandingkan dengan menemui pemain yang baru saja mencetak kemenangan.

7. Komunikasi

Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi dua arah, khususnya antara atlet dengan pelatih. Masalah yang sering timbul dalam hal kurang terjalinnya komunikasi yang baik antara pelatih dengan atletnya adalah timbulnya salah pengertian yang menyebabkan atlet merasa diperlakukan tidak adil, sehingga tidak mau bersikap terbuka terhadap pelatih. Akibat lebih jauh adalah berkurangnya kepercayaan atlet terhadap pelatih.

Untuk menghindari terjadinya hambatan komunikasi, pelatih perlu menyesuaikan teknik-teknik komunikasi dengan para atlet seraya memperhatikan asas individual. Keterbukaan pelatih dalam hal pogram latihan akan membantu terjalinnya komunikasi yang baik, asalkan dilakukan secara objektif dan konsekuen. Atlet perlu diberi pengertian tentang tujuan program latihan dan fungsinya bagi tiap-tiap individu.

Sebelum program latihan dijalankan, perlu dijelaskan dan dibuat peraturan mengenai tata tertib latihan dan aturan main lainnya termasuk sanksi yang clikenakan jika terjadi pelanggaran terhadap peraturan yang telah dibuat tersebut. Jadi, hindarilah untuk memberlakukan suatu sanksi yang belum pernah diberitahukan sebelumnya. Misalnya, seorang atlet minum Coca Cola dalam latihan, lalu dihukum oleh pelatih. Atlet tersebut bingung dan bertanya-tanya mengapa ia dihukum karena ia tidak pernah dijelaskan sebelumnya oleh pelatih bahwa dalam latihan dilarang minum minuman bersoda.

Demikian pula dalam hal pelaksanaanya. Peraturan yang sudah dibuat, haruslah dijalankan secara konsekuen. Artinya, jika seorang atlet dihukum karena melanggar peraturan tertentu, maka jika ada atlet lain yang melanggar peraturan yang sama ia pun harus mendapat hukuman yang sama. Demikian pula jika atlet yang sama melakukannya lagi di kemudian hari.

Pelatih pun perlu bersikap objektif dan berpikir positif. Bersikap objektif maksudnya adalah bersikap sesuai dengan kenyataan atau fakta apa adanya tanpa menyangkutpautkan dengan hal lain. Jika pelatih marah terhadap atlet karena misalnya si atlet datang terlambat dalam latihan, maka hukumlah atlet itu hanya atas keterlambatannya, jangan dihubungkan dengan hal-hal lain (ingat, hukuman tersebut harus sudah tertera dalam tata tertib latihan).

8. Konsentrasi

Konsentrasi merupakan suatu keadaan di mana kesadaran seseorang tertuju kepada suatu obyek tententu dalam waktu tertentu. Makin baik konsentrasi seseorang, maka makin lama ia dapat melakukan konsentrasi. Dalam olahraga, konsentrasi sangat penting peranannya. Dengan berkurangnya atau terganggunya konsentrasi atlet pada saat latihan, apalagi pertandingan, maka akan timbul berbagai masalah.

Dalam olahraga, masalah yang paling sering timbul akibat terganggunya konsentrasi adalah berkurangnya akurasi lemparan, pukulan, tendangan & tembakan sehingga tidak mengenai sasaran. Akibat lebih lanjut jika akurasi berkurang adalah strategi yang sudah dipersiapkan menjadi tidak jalan, sehingga atlet akhimya kebingungan, tidak tahu harus bermain bagaimana dan pasti kepercayan dirinya pun akan berkurang. Untuk menghindari keadaan tersebut, perlu dilakukan latihan berkonsentrasi.

9. Evaluasi Diri

Evaluasi diri dimaksudkan sebagai usaha atlet untuk mengenali keadaan yang terjadi pada dirinya sendiri. Hal ini perlu dilakukan agar atlet dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dirinya pada saat yang lalu maupun saat ini. Dengan bekal pengetahuan akan keadaan dirinya ini maka pemain dapat memasang target latihan maupun target pertandingan dan cara mengukurnya. Kegunaan lainnya adalah untuk mengevaluasi hal-hal yang telah dilakukannya, sehingga memungkinkan untuk mengulangi penampilan terbaik dan mencegah terulangnya penampilan buruk.

Oleh karena itu, pelatih perlu menginstruksikan atletnya untuk memiliki buku catatan harian mengenai latihan dan pertandingan. Minta pemain untuk menuliskan kelemahan dan kelebihan diri sendiri, baik dalam segi fisik, teknik, maupun mental. Kemudian koreksilah jika menurut Anda sebagai pelatih ada hal-hal yang tidak sesuai atau ada yang kurang.

Biasakan agar atlet mengisi buku tersebut secara teratur. Ajak atlet untuk menuliskan di dalam bukunya hal-hal yang intinya sebagai berikut:

- Target jangka panjang, menengah, dan jangka pendek dalam latihan dan pertandingan.
- Sesuatu yang dilakukan dan dipikirkan sebelum latihan atau pertandingan.
- Suatu gerakan atau penampilan mengesankan.
- Catatan mengenai kelemahan dan kelebihan lawan yang akan dihadapi dan strategi menghadapinya.
- Hasil dan jalannya pertandingan.
- Hal yang mengganggu emosi atau membuat penampilan jadi buruk.
- Penghargaan yang didapat atas suatu keberhasilan.

Pastikan bahwa buku tersebut diisi secara teratur oleh setiap atlet. Namun perlu diingat bahwa pelatih jangan terlalu memaksa untuk membaca buku harian atlet. Biarkan itu menjadi bagian dan rahasia pribadi mereka. Yang perlu dipantau oleh pelatih adalah bahwa atlet mempunyai bahan bagi dirinya sendiri untuk melakukan evaluasi.

C. Persiapan PertandinganSetelah atlet dilatih baik fisik, teknik, strategi, maupun mentalnya dengan program latihan yang tepat, maka untuk menguji hasil latihannya adalah dengan lterjun ke dalam pertandingan. Tentunya diharapkan bahwa setiap pemain akan dapat menampilkan seluruh kemampuannya yang didapat dan latihan. Namun acapkali pemain tampil di bawah form, artinya ia tidak dapat menampilkan seluruh kemampuan yang dimilikinya pada saat pertandingan.

Untuk mengatasi hal seperti di atas, perlu diciptakan situasi yang mendukung yang tercapainya prestasi optimal dan dilakukan perwapan mental untuk menghadapi suatu pertandingan agar si atlet dapat menampilkan seluruh kemampuannya, sehingga tercapailah prestasi puncak.

Ada empat tahap penting dalam persiapan menuju pertandingan, yaitu

(1). Sebelum hari pertandingan
(2). Pada hari pertandingan
(3). Saat pertandingan
(4). Setelah hari pertandingan.

Berikut uraiannya dalam contoh persiapan pertandingan bulutangkis:

1. Sebelum Hari Pertandingan

a. Kumpulkan data mengenai kekuatan dan kelemahan lawan. Jika memungkin- kan, putarlah rekaman pertandingannya. Kemudian susunlah strategi untuk menghadapinya. Untuk pemain ganda, diskusikan strategi tersebut dengan pasangannya.

b. Pantau kemajuan atlet, baik fisik maupun mentalnya dengan memperhatikan bagaimana tingkat konsentrasinya, bagaimana irama, timing, power, dan kelancaran menjalankan ketrampilannya serta sikapnya terhadap latihan secara umum.

c. Pantau tingkat kecemasan atlet dengan melihat ekspresi wajahnya apakah cerah atau murung: apakah sinar matanya letih atau segar dan awas. Juga perhatikan suasana hatinya, bagaimana kualitas tidur dan makannya, apakah ia mengalami faktor-faktor psikosomatis seperti sakit perut, nyeri otot, sesak nafas, demam, batuk, keringat dingin, dan sebagainya.

d. Pada saat tidak latihan, pastikan bahwa atlet tidak “hidup dan berpikir” mengenai pertandingannya 24 jam sehan. Berikan aktivitas yang menyenangkan bagi dirinya yang dapat memberikan suasana gembira, sehingga ia bisa mengalihkan pikirannya sejenak dari pertandingan.

e. Satu hari menjelang pertandingan, biasanya cukup latihan ringan saja dan tidak perlu berada di lapangan terlalu lama. Pada malam hari sebelum bertanding, tidurlah pada saat yang tepat, tidak perlu tidur terlalu cepat. Sebelum tidur, lakukan latihan relaksasi dan visualisasi. Jika pertandingan besok dilakukan pagi atau siang hari, siapkan alat-alat perperlengkapan pertandingan, termasuk baju ganti dan perlengkapan cadangan malam ini juga agar esok tidak terburu-buru. Pastikan semua dalam keadaan baik.

2. Pada Hari Pertandingan

a. Bangun tidur pada saat yang tepat, malamnya harus tidur cukup dan tidak berlebihan. Kemudian lakukan aktivitas rutin kebiasaan sehari-hari, seperti sembahyang, berdoa, stretching, sarapan (perhatikan kapan harus makan dan apa yang harus dimakan), latihan relaksasi dan visualisasi, memeriksa kembali perlengkapan pertandingan termasuk cadangannya. Mulailah hari ini dengan gembira, optimis, dan berpikir positif.

b. Berangkatlah ke tempat pertandingan pada saat yang tepat. Perhitungkan jarak ke tempat pertandingan, bagaimana mencapainya, kemacetannya dan sebagainya. Tidak perlu berangkat terlalu cepat, namun jangan sampai terlambat, sehingga tidak ada waktu untuk istirahat, penyesuaian dan pemanasan.

c. Di tempat pertandingan pelatih perlu mengenali atlet mana yang berada didekat teman-temannya dan mana yang lebih suka menyendiri. Pastikan di lapangan mana atlet yang akan bertanding, jangan lupa melapor panitia. Untuk pertandingan pertama, pastikan atlet sudah hapal dimana letak ruang ganti, WC, ruang kesehatan, tes doping, tempat ganti senar, dan sebagainya.

d. Sambil melakukan pemanasan, atlet hendaknya meningkatkan level `semangat’ dlan tetap berpikir positif. Pelatih dapat mengingatkan strategi yang akan diterapkan secara sekilas. Lakukan stroke dengan penuh konsentrasi yang kemudian dapat dilanjutkan dengan’visualisasi clan relaksasi.

3. Saat Bertanding

Saat bertanding tiba, bukan waktunya lagi untuk memikirkan teknik memukul atau bagaimana harus melangkah. Itu semua sudah dilatih dalam latihan dan sudah dihayati dalam visualisasi. Sekarang saatnya tinggal mengulang-ulang kejadian yang sudah divisualisasikan dan melakukannya sesuai dengan situasi saat ini. Sekarang adalah saatnya melakukan konsentrasi penuh hanya pada bola dan jalannya pertandingan.

Anjurkan atlet untuk:

a. Memantau clan menyesuaikan tingkat kecemasan, lakukan relaksasi.

b. Pusatkan perhatian semata-mata hanya terhadap permainan yang sedang dijalani. Kesalahan yang baru atau pernah terjadi, clan yang mungkin terjadi jangan dihiraukan.

c. Berpikir positif dan optimis, jangan biarkan pikiran-pikiran negatif.

d. Jangan terlalu banyak menganalisa.

e. Bermainlah dengan irama sendiri, jangan terbawa irama lawan.

f. Menjalankan strategi yang telah disiapkan. Jangan diubah jika strategi itu berjalan. Lakukan evaluasi singkat, jika strategi tidak jalan, lakukan penyesuaian dengan alternatif strategi yang sudah dipersiapkan.

g. Hindari hal-hal negatif seperti, menyalahkan diri sendiri secara berlebihan, berbicara terhadap diri sendiri berlebihan, berpikir negatif, meragukan kemampuan clan menyerah sebelum pertandingan selesai.

h. Jika bermain bagus, jangan bertanya mengapa clan mengganti apapun; biarkan berjalan demikian. Jangan mengendor jika sedang leading (memimpin pertandingan), clan tidak perlu kasihan jika lawan mendapat angka nol.

4. Setelah Hari Pertandingan

a. Mintalah atlet mencatat hal-hal posisitf maupun negatif yang dirasa berpengaruh terhadap penampilannya dalam pertandingan tadi. Bukan hanya yang bersifat teknik, taktik, clan strategi, tetapi juga yang bersifat mental, bahkan hal-hal kecil lainnya. Catat hasil tersebut dalam buku evaluasi si atlet.

b. Evaluasi penampilan dalam pertandingan tadi. Apakah mencapai sasaran?

c. Putuskan apakah perlu diadakan penyesuaian terhadap program latihan.

d. Pusatkan perhatian terhadap aspek-aspek positif dari penampilan dalam pertandingan.

D. Pelatih Sebagai Pembina Mental AtlitPelatih dalam olahraga dapat mempunyai fungsi sebagai pembuat atau pelaksana program latihan, sebagai motivator, konselor, evaluator dan yang bertanggung jawab terhadap segala hal yang berhubungan dengan kepelatihan tersebut. Sebagai manusia biasa, pelatih sama halnya dengan atlet, mempunyai kepribadian yang unik yang berbeda antara satu dengan lainnya. Setiap pelatih memiliki kelebihan dan kekurangan, karena itu tidak ada pelatih yang murni ideal atau sempura.

Dalam mengisi peran sebagai pelatih, seseorang harus melibatkan diri secara total dengan atlet asuhannya. Artinya, seorang pelatih bukan hanya melulu mengurusi masalah atau hal-hal yang berhubungan dengan olahraganya saja, tetapi pelatih juga harus dapat berperan sebagai teman, guru. orangtua, konselor, bahkan psikolog bagi atlet asuhannya. Dengan demikian dapat diharapkan bahwa atlet sebagai seorang yang ingin mengembangkan prestasi, akan mempunyai kepercayaan penuh terhadap pelatihnya.

Keterlibatan yang mendalam antara pelatih dengan atlet asuhannya harus dilandasi oleh adanya empati dan pelatih terhadap atletnya tersebut.Empati ini merupakan kemampuan pelatih untuk dapat menghayati perasaan atau keadaan atletnya, yang berarti pelatih dapat mengerti atletnya secara total tanpa ia sendiri kehilangan identitas pnbadinya. Untuk mengerti keadaan atlet dapat diperoleh dengan mengetahui atau mengenal hal-hal penting yang ada pada atlet yang bersangkutan. Pengetahuan sekadarnya saia tidak cukup bagi pelatih untuk mengetahui keadaan psikologi atletnya. Dasar dan sikap mau memahami keadaan psikologi atletnya adalah pengertian pelatih bahwa setiap orang memiliki sifat-sifat khusus yang memerlukan penanganan khusus pula dalam hubungan dengan pengembangan potensinya.

Kepribadian seorang pelatih dapat pula membentuk kepribadian atlet yang menjadi asuhannya. Hal terpenting yang harus ditanamkan pelatih kepada atletnya adalah bahwa atlet percaya pada pelatih bahwa apa yang diprogramkan dan dilakukan oleh pelatih adalah untuk kebaikan dan kemajuan si atlet itu sendiri. Untuk bisa mendapatkan kepercayaan tersebut dari atlet, pelatih tidak cukup hanya memintanya, tetapi harus membuktikannya melalui ucapan, perbuatan, dan ketulusan hati. Sekali atlet mempercayai pelatih maka seberat apapun program yang dibuat pelatih akan dijalankan oleh si atlet dengan sungguh-sungguh.

BAB I

PENDAHULUAN

Rasional.

Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga.

Di dalam intensifikasi penyelengaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan Pendidikan Jasmani adalah sangat penting, yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.

Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.

Dengan Pendidikan Jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia.

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.

Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran paedagogis, dan tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya Pendidikan Jasmani, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alamiah berkembang searah dengan perkembangan zaman.

Pengertian.

Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional.

Tujuan dan Fungsi Pendidikan Jasmani.

1. Tujuan Pendidikan Jasmani:

a. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani

b. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama

c. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran Pendidikan Jasmani

d. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani

e. Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (Outdoor education)

f. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani

g. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain

h. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat

i. Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.

2. Fungsi Pendidikan Jasmani adalah:

a. Aspek organik

1) menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu dapat memenuhi tuntutan lingkungannya secara memadai serta memiliki landasan untuk pengembangan keterampilan

2) meningkatkan kekuatan yaitu jumlah tenaga maksimum yang dikeluarkan oleh otot atau kelompok otot

3) meningkatkan daya tahan yaitu kemampuan otot atau kelompok otot untuk menahan kerja dalam waktu yang lama

4) meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individu untuk melakukan aktivitas yang berat secara terus menerus dalam waktu relatif lama

5) meningkatkan fleksibelitas, yaitu; rentang gerak dalam persendian yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efisien dan mengurangi cidera.

b. Aspek neuromuskuler

1) meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot

2) mengembangkan keterampilan lokomotor, seperti; berjalan, berlari, melompat, meloncat, meluncur, melangkah, mendorong, menderap/mencongklang, bergulir, dan menarik

3) mengembangkan keterampilan non-lokomotor, seperti; mengayun, melengok, meliuk, bergoyang, meregang, menekuk, menggantung, membongkok

4) mengembangkan keterampilan dasar manipulatif, seperti; memukul, menendang, menangkap, berhenti, melempar, mengubah arah, memantulkan, bergulir, memvoli

5) mengembangkan faktor-faktor gerak, seperti; ketepatan, irama, rasa gerak, power, waktu reaksi, kelincahan

6) mengembangkan keterampilan olahraga, seperti; sepak bola, soft ball, bola voli, bola basket, baseball, atletik, tennis, beladiri dan lain sebagainya

7) mengembangkan keterampilan rekreasi, seperti, menjelajah, mendaki, berkemah, berenang dan lainnya.

c. Aspek perseptual

1) mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat

2) mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat atau ruang, yaitu kemampuan mengenali objek yang berada di: depan, belakang, bawah, sebelah kanan atau sebelah kiri dari dirinya

3) mengembangkan koordinasi gerak visual, yaitu; kemampuan mengkoordinasikan pandangan dengan keterampilan gerak yang melibatkan tangan, tubuh, dan atau kaki

4) mengembangkan keseimbangan tubuh (statis, dinamis), yaitu; kemampuan mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis

5) mengembangkan dominansi (dominancy), yaitu; konsistensi dalam menggunakan tangan atau kaki kanan/kiri dalam melempar atau menendang

6) mengembangkan lateralitas (laterality), yaitu; kemampuan membedakan antara sisi kanan atau sisi kiri tubuh dan diantara bagian dalam kanan atau kiri tubuhnya sendiri

7) mengembangkan image tubuh (body image), yaitu kesadaran bagian tubuh atau seluruh tubuh dan hubungannya dengan tempat atau ruang.

d. Aspek kognitif

1) mengembangkan kemampuan menggali, menemukan sesuatu, memahami, memperoleh pengetahuan dan membuat keputusan

2) meningkatkan pengetahuan peraturan permainan, keselamatan, dan etika

3) mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam aktivitas yang terorganisasi

4) meningkatkan pengetahuan bagaimana fungsi tubuh dan hubungannya dengan aktivitas jasmani

5) menghargai kinerja tubuh; penggunaan pertimbangan yang berhubungan dengan jarak, waktu, tempat, bentuk, kecepatan, dan arah yang digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas dan dirinya

6) meningkatkan pemahaman tentang memecahkan problem-problem perkembangan melalui gerakan.

e. Aspek sosial

1) menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan dimana berada

2) mengembangkan kemampuan membuat pertimbangan dan keputusan dalam situasi kelompok

3) belajar berkomunikasi dengan orang lain

4) mengembangkan kemampuan bertukar pikiran dan mengevaluasi ide dalam kelompok

5) mengembangkan kepribadian, sikap, dan nilai agar dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat

6) mengembangkan rasa memiliki dan rasa diterima di masyarakat

7) mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang positif

8) belajar menggunakan waktu luang yang konstruktif

9) mengembangkan sikap yang mencerminkan karakter moral yang baik.

f. Aspek emosional

1) mengembangkan respon yang sehat terhadap aktivitas jasmani

2) mengembangkan reaksi yang positif sebagai penonton

3) melepas ketegangan melalui aktivitas fisik yang tepat

4) memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas

5) menghargai pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang relevan.


D. Ruang Lingkup.

Ruang lingkup materi mata pelajaran Pendidikan Jasmani untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA adalah sebagai berikut:

JENJANG

SD

SMP

SMA

JENJANG

SD

SMP

SMA

*) Aspek/sub aspek yang diberi tanda bintang dapat digunakan sebagai materi pokok untuk mencapai kompetensi dasar yang relevan

Keterangan:

Permainan dan olahraga:

Permainan dan olahraga terdiri dari berbagai jenis permainan dan olahraga baik terstruktur maupun tidak yang dilakukan secara perorangan maupun beregu. Dalam aktivitas ini termasuk juga pengembangan aspek pengetahuan yang relevan dan sistem nilai seperti; kerjasama, sportivitas, jujur, berfikir kritis, dan patuh pada peraturan yang berlaku.

Aktivitas Pengembangan:

Aktivitas pengembangan berisi tentang kegiatan yang berfungsi untuk membentuk postur tubuh yang ideal dan pengembangan komponen kebugaran jasmani. Dalam aktivitas ini termasuk juga pengembangan aspek pengetahuan yang relevan serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, seperti; kekuatan, daya tahan, keseimbangan, dan kelenturan tubuh, bentuk latihan yang dilakukan dalam aktivitas ini misalnya; pull-up, sit-up, back-up, push-up, squat-jump dan lain-lain.

Aktivitas senam:

Aktivitas senam berisi tentang kegiatan yang berhubungan dengan ketangkasan seperti, senam lantai, senam alat dan aktivitas fisik lainnya yang bertujuan untuk melatih keberanian, kapasitas diri, dan pengembangan aspek pengetahuan yang relevan serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Aktivitas Ritmik:

Aktivitas ritmik berisi tentang hubungan gerak dengan irama dan juga pengembangan aspek pengetahuan yang relevan serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam proses pembelajarannya memfokuskan pada kesesuaian atau keterpaduan antara gerak dan irama.

Akuatik (Aktivitas Air):

Akuatik (aktivitas air) berisi tentang kegiatan di air, seperti; permainan air, gaya-gaya renang, dan keselamatan di air, serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Pendidikan Luar Kelas (Outdoor Education)

Aktivitas Luar Sekolah berisi tentang kegiatan di luar kelas/sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti; bermain di lingkungan sekolah, taman, perkampungan pertanian/nelayan, berkemah, dan kegiatan yang bersifat kepetualangan (mendaki gunung, menelusuri sungai, cano dan lainnya), serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.


E. Standar Kompetensi Lintas Kurikulum.

Standar Kompetensi Lintas Kurikulum merupakan kecakapan untuk hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar.

Standar Kompetensi Lintas Kurikulum ini meliputi:

1. Memiliki keyakinan, menyadari serta menjalankan hak dan kewajiban, saling menghargai dan memberi rasa aman, sesuai dengan agama yang dianutnya

2. Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi dengan orang lain.

3. Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep, teknik-teknik, pola, struktur, dan hubungan.

4. Memilih, mencari, dan menerapkan teknologi dan informasi yang diperlukan dari berbagai sumber.

5. Memahami dan menghargai lingkungan fisik, makhluk hidup, dan teknologi, dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai untuk mengambil keputusan yang tepat.

6. Berpartisipasi, berinteraksi, dan berkontribusi aktif dalam masyarakat dan budaya global berdasarkan pemahaman konteks budaya, geografis, dan historis.

7. Berkreasi dan menghargai karya artistik, budaya, dan intelektual serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju masyarakat beradab.

8. Berpikir logis, kritis, dan lateral dengan memperhitungkan potensi dan peluang untuk menghadapi berbagai kemungkinan.

9. Menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri, dan bekerja sama dengan orang lain.

F. Standar Kompetensi bahan kajian Pendidikan Jasmani.

Permainan dan Olahraga

1. Siswa mampu melakukan berbagai macam bentuk aktivitas permainan dan berbagai cabang olahraga

2. Siswa memiliki konsep dan keterampilan berfikir dalam berbagai permainan dan olahraga

3. Siswa memiliki apresiasi terhadap perilaku bermain dan berolahraga yang termanifestasikan ke dalam nilai-nilai, seperti: kerjasama, menghargai teman dan lawan, jujur, adil, terbuka dan lain-lain

Aktivitas Pengembangan

1. Siswa mampu melakukan berbagai aktivitas untuk membentuk postur dan kondisi tubuh yang baik

2. Siswa memiliki konsep dan keterampilan berfikir dalam aktivitas pengembangan dan mengetahui pengaruhnya terhadap kebugaran tubuh dan kondisi yang baik

3. Siswa merasakan manfaat dari pola hidup aktif terhadap kesehatan dan kondisi tubuh

Uji diri/Senam

1. Siswa mampu melakukan berbagai gerak ketangkasan

2. Siswa memiliki konsep dan keterampilan berfikir dalam berbagai gerak ketangkasan

3. Siswa memiliki nilai-nilai, seperti; kedisiplinan, keberanian, rasa percaya diri, keselamatan diri dan orang lain

Aktivitas Ritmik

  1. Siswa mampu melakukan gerakan tubuh sesuai dengan irama
  2. Siswa memiliki konsep dan keterampilan berfikir dalam berbagai aktivitas ritmik
  3. Siswa memiliki kepekaan, keharmonisan,dan kehalusan gerak

Akuatik (aktivitas air)

  1. Siswa mampu melakukan berbagai macam bentuk permainan dalam air
  2. Siswa memiliki konsep dan keterampilan berfikir tentang berbagai aktivitas air
  3. Siswa memiliki apresiasi terhadap keselamatan, kepedulian, etika, dan kebersihan di air

Pendidikan Luar Kelas (Outdoor Education)

  1. Siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar
  2. Siswa mengetahui pentingnya keterampilan hidup dan pengalaman hidup di lingkungan dan alam sekitar
  3. Siswa memiliki apresiasi terhadap lingkungan dan alam sekitar

G. Standar Kompetensi Pendidikan Jasmani SMA/MA.

1. Memperagakan kemampuan untuk melakukan dan merancang aktivitas pengembangan untuk meningkatkan dan memelihara kebugaran yang berdasarkan konsep yang benar dan memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

2. Melakukan teknik, strategi, dan taktik berbagai permainan dan olahraga berdasarkan konsep yang benar dan memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

3. Melakukan berbagai keterampilan senam berdasarkan konsep yang benar dan memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

4. Melakukan berbagai aktivitas ritmik dan hasil kreasi rangkaian dan koordinasi gerak berirama yang berdasarkan konsep yang benar dan memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

5. Memperagakan teknik-teknik gaya renang, permainan di air, dan upaya penyelamatan di air berdasarkan konsep yang benar dan memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

6. Melakukan berbagai aktivitas di luar kelas seperti keterampilan penjelajahan dan penyelamatan dalam kegiatan kegiatan di alam bebas berdasarkan konsep yang benar dan memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

H. Rambu - rambu

1. Kurikulum berbasis kompetensi ini merupakan pedoman mengajar bagi guru dan merupakan bahan kegiatan pembelajaran yang perlu dipelajari dan dilaksanakan oleh siswa untuk mencapai kompetensi yang dirumuskan dalam setiap kelas

2. Pendidikan jasmani terdiri dari 6 aspek, yaitu, permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air), dan pendidikan luar kelas (Outdoor education). Dari ke enam aspek tersebut yang wajib dilaksanakan adalah: permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri, dan aktivitas ritmik, sementara aspek akuatik dilaksanakan bila di sekitar sekolah terdapat sarana pendukung dan pendidkan luar kelas dapat dilakukan dua kali setahun

3. Kompetensi dasar yang terdapat dalam aspek permainan dan olahraga (sepak bola, bola voli, bola basket, bola tangan, softball, baseball, nomor-nomor atletik, beladiri, dan lainnya dipilih sesuai kondisi sekolah/daerah

4. Pendidikan luar kelas (Outdoor education) dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun/kenaikan kelas

5. Setiap aspek dirumuskan dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok

6. Kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi, menggambarkan kemampuan minimal yang harus dimiliki/dicapai siswa setelah menyelesaikan satu periode pembelajaran tertentu

7. Kompetensi dasar disusun pertahun/perkelas (guru dapat memodifikasinya menjadi persemester atau sesuai dengan kebutuhan)

8. Jumlah waktu pelajaran Pendidikan Jasmani adalah 2 jam pelajaran/minggu, jumlah waktu tersebut digunakan untuk kegiatan belajar mengajar dan penilaiannya

9. Guru dapat memilih aktivitas sesuai dengan kondisi dan situasi sekolah, serta memperhatikan faktor pertumbuhan dan perkembangan siswa

10. Dalam menyusun kegiatan pembelajaran, guru dapat menggabungkan beberapa kompetensi dasar dalam satu aktivitas

11. Untuk pembinaan siswa yang berminat terhadap satu atau beberapa jenis aktivitas/cabang olahraga tertentu, dapat dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler atau bergabung pada perkumpulan olahraga

12. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah:

a. Tahapan pelaksanaan dilakukan dimulai dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari jarak yang dekat ke yang jauh, dan dari tingkat kesulitan yang rendah ke yang tinggi

b. Pengorganisasian kegiatan dilaksanakan dengan perorangan, berpasangan, kelompok kecil dan kelompok besar

c. Cara pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan latihan, menirukan, permainan, perlombaan, dan pertandingan

13. Waktu yang dialokasikan untuk pelajaran Pendidikan Jasmani terbatas, maka guru diharapkan menyusun kegiatan ekstrakurikuer dalam upaya mencapai keseluruhan kompetensi di dalam kurikulum, yang kegiatannya dapat dilaksanakan pada waktu luang/senggang, seperti: sore hari atau hari libur

14. Guru diharapkan dapat memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia untuk pelaksanaan pembelajaran, baik di halaman sekolah, ruang kelas atau benda-benda lain di sekitar sekolah yang dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran

15. Dalam pembelajaran semua siswa dilibatkan secara langsung dalam praktik, hindari waktu menunggu giliran yang lama (satu anak melakukan anak lain memperhatikan) hal ini membuat siswa bosan

16. Beberapa metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran adalah:

Metode Eksplorasi, Diskoveri, pemecahan masalah, komando, latihan sirkuit, latihan berbeban, latihan interval, tugas, periksa sendiri, dan lain-lain

16. Contoh tahap pembelajaran Pendidikan Jasmani terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1) Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini mencakup langkah-langkah persiapan, seperti:

a. penetapan tujuan pembelajaran

b. memilih metode pembelajaran

c. memilih materi pembelajaran

d. menentukan alokasi waktu

e. menentukan alat dan sumber bahan pelajaran

f. memilih jenis evaluasi, dan lain-lain

2) Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan pada dasarnya menerapkan apa yang telah dilakukan pada tahap persiapan

3) Tahap Evaluasi

a. mengumpulkan informasi tentang pencapaian kompetensi, tujuan evaluasi adalah menilai sejauh mana siswa mampu mencapai kompetensi hasil belajar

b. memberikan umpan balik terhadap jalannya pembelajaran

17. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dapat digunakan untuk mengetahui derajat kebugaran, dan tes pengukuran

18. Penilaian merupakan upaya pengumpulan informasi untuk mengetahui seberapa jauh kompetensi Pendidikan Jasmani telah dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dalam satu atau beberapa pertemuan, semester, akhir tahun pembelajaran

19. Aspek yang dinilai dalam Pendidikan Jasmani meliputi: aspek kebugaran, keterampilan, pengetahuan dan sikap

20. Teknik penilaian dilakukan dengan tes (melalui pengukuran) dan non tes (melalui pengamatan).

BAB II

KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR, DAN MATERI POKOK

Kelas : X

Standar Kompetensi : 1. Memperagakan kemampuan untuk melakukan dan merancang aktivitas pengembangan

untuk meningkatkan dan memelihara kebugaran yang berdasarkan konsep yang benar dan

memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Aspek : Aktivitas Pengembangan

Kompetensi Dasar

Indikator

Materi Pokok

1. 1. Melakukan berbagai latihan fisik untuk meningkatkan dan memelihara kebugaran jasmani

· Mendeskripsikan konsep kebugaran jasmani dalam kehidupan

· Melakukan berbagai bentuk latihan kekuatan, kelenturan, keseimbangan untuk mengembangkan kebugaran jasmani

· Konsep dan teori kebugaran jasmani

· Latihan peningkatan dan pemeliharaan kebugaran jasmani

1.2. Melakukan tes dan pengukuran kebugaran jasmani

· Mempersiapkan pengorganisasian dalam melakukan tes dan pengukuran kebugaran jasmani.

· Melakukan tes pengukuran kebugaran jasmani

· Menerapkan ketelitian, kesabaran, keuletan dan kecermatan dalam pengolahan data.

· Mematuhi prosedur, prinsip-prinsip tes dan pengukuran

· Konsep dasar tes pengukuran kebugaran jasmani

· Tes kebugaran jasmani

1. 3. Mengolah dan menginter-pretasikan hasil tes dan pengukuran kebugaran jasmani

· Mengolah hasil tes dan pengukuran kebugaran jasmani.

· Menginterpretasikan hasil pengolahan tes

· Pengolahan hasil tes dan pengukuran kebugaran jasmani

Standar Kompetensi : 2. Melakukan teknik, strategi, dan taktik berbagai permainan dan olahraga berdasarkan

konsep yang benar dan memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Aspek : Permainan dan Olahraga

Kompetensi dasar

Indikator

Materi Pokok

2.1. Melakukan keterampilan salah satu nomor olahraga beregu dengan menggunakan bola besar (sepak bola,bola voli atau bola basket)

· Menendang bola dengan teknik yang benar

· Mengontrol bola dengan teknik yang benar

· Menggiring bola dengan teknik yang benar

· Bermain sepakbola dengan peraturan yang sesungguhnya

· Menerapkan nilai kompetisi, pantang menyerah dan fair play dalam permainan

· Permainan sepak bola


Kompetensi dasar

Indikator

Materi Pokok

· Melakukan berbagai macam servis dengan teknik yang benar

· Melakukan passing dengan teknik yang benar

· Melakukan smash dan block

· Memilih posisi yang sesuai dengan keterampilan yang dimiliki

· Mengkoordinasikan gerakan dengan teman satu tim

· Menerapkan nilai kompetisi, pantang menyerah dan fair play dalam permainan

· Menerapkan peraturan permainan

· Permainan bola voli

· Melempar dan menangkap bola

· Menggiring bola

· Lay-up

· Menembak (shooting)

· Memilih posisi yang sesuai dengan keterampilan yang dimiliki

· Menerapkan nilai kompetisi, pantang menyerah dan fair play dalam permainan

· Menerapkan peraturan permainan

· Permainan bola basket dan bola tangan

2.2. Melakukan keterampilan salah satu nomor olahraga beregu dengan menggunakan bola kecil (baseball atau softball)

· Melempar dan menangkap bola dengan benar

· Memukul bola dengan teknik yang benar

· Melakukan sliding dengan teknik benar

· Melakukan beberapa taktik mematikan lawan

· Menerapkan dasar-dasar taktik dan strategi pertandingan

· Menerapkan nilai kompetisi, pantang menyerah dan fair play dalam permainan

· Menerapkan peraturan permainan

· Permainan softball dan baseball

2.3. Melakukan keterampilan salah satu nomor olahraga perorangan dengan menggunakan bola kecil (tenis lapangan, tenis meja atau bulutangkis)

· Melakukan servis

· Memukul bola/sutlechok

· Menerapkan peraturan permainan

· Permainan tenis lapangan, bulu tangkis atau tenis meja

2.4. Melakukan keterampilan salah satu nomor olahraga perorangan atletik (lari, lompat, lempar, atau tolak)

· Melakukan teknik dalam nomor lari

· Melakukan teknik nomor lompat jauh

· Melakukan teknik nomor lompat tinggi

· Melakukan teknik nomor tolak peluru

· Melakukan strategi dan taktik dalam nomor-nomor atletik

· Menerapkan peraturan perlombaan

· Olahraga perorangan atletik


Kompetensi dasar

Indikator

Materi Pokok

2. 5. Melakukan keterampilan salah satu nomor olahraga perorangan bela diri (pencak silat, karate atau tae kwon do)

· Melakukan berbagai teknik pukulan dengan baik dalam bela diri

· Melakukan berbagai teknik tendangan dalam bela diri

· Melakukan berbagai teknik elakan/tangkisan dalam bela diri

· Menerapkan peraturan yang berlaku

· Olahraga perorangan bela diri

Standar Kompetensi : 3. Melakukan berbagai keterampilan senam berdasarkan konsep yang benar dan memiliki

nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Aspek : Aktivitas Senam

Kompetensi dasar

Indikator

Materi Pokok

3.1. Melakukan senam lantai dengan benar

· Berguling, kayang, sikap lilin, guling lenting (neckspring), berdiri dengan kepala, berdiri dengan kedua telapak tangan

· Melakukan rangkaian gerak senam

· Senam lantai

Standar Kompetensi : 4. Melakukan berbagai aktivitas ritmik, hasil kreasi rangkaian, dan koordinasi gerak

berirama yang berdasarkan konsep yang benar dan memiliki nilai-nilai yang terkandung di

dalamnya.

Aspek : Aktivitas Ritmik

Kompetensi dasar

Indikator

Materi Pokok

4.1. Melakukan salah satu bentuk senam irama

· Melakukan rangkaian dasar gerak ayunan lengan dengan pita/tali.

· Melakukan rangkaian ayunan lengan, langkah kaki dan anggota tubuh lainnya dengan pita/tali

· Mematuhi prosedur dan prinsip-prinsip dalam senam irama

· Senam irama dengan alat

· Melakukan rangkaian dasar gerak ayunan lengan dengan gada/tongkat

· Melakukan rangkaian ayunan lengan, langkah kaki anggota tubuh lainnya

· Mematuhi prosedur dan prinsip-prinsip dalam senam irama

· Senam irama dengan alat


Standar Kompetensi : 5. Memperagakan teknik-teknik gaya renang, permainan di air, dan upaya penyelamatan di

air berdasarkan konsep yang benar dan memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Aspek : Akuatik (Aktivitas Air)

Kompetensi Dasar

Indikator

Materi Pokok

5.1. Melakukan teknik salah satu gaya renang

· Melakukan teknik mengapung di air

· Melakukan teknik meluncur

· Melakukan teknik bernapas renang gaya bebas

· Melakukan renang gaya bebas

· Melakukan lomba renang gaya bebas

· Mematuhi peraturan perlombaan renang

· Renang gaya bebas

Standar Kompetensi : 6. Melakukan berbagai aktivitas di luar Kelas seperti keterampilan penjelajahan dan

penyelamatan dalam kegiatan-kegiatan di alam bebas berdasarkan konsep yang benar dan

memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Aspek : Pendidikan Luar Sekolah (Outdoor Education)

Kompetensi dasar

Indikator

Materi Pokok

6.1. Memperagakan keterampilan menjelajah di alam bebas

· Memilih lokasi yang aman dan nyaman

· Menggunakan peralatan/perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan

· Menelusuri dan menyeberangi sungai

· Menerapkan prinsip dasar menjelajah di pantai dan sungai

· Penjelajahan di pantai dan sungai

6.2. Memperagakan pertolongan kecelakaan di alam bebas

· Melakukan langkah-langkah awal penyelamatan

· Mematuhi prinsip dan peraturan penyelamatan

· Menerapkan pengetahuan tentang penyelamat-an kecelakaan di alam bebas

· Memperagakan keterampilan penyelamatan kecelakaan di hutan dan sungai

· Penyelamatan di alam bebas


Kelas : XI

Standar Kompetensi : 1. Memperagakan kemampuan untuk melakukan dan merancang aktivitas pengembangan

untuk meningkatkan dan memelihara kebugaran yang berdasarkan konsep yang benar

dan memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Aspek : Aktivitas Pengembangan

Kompetensi dasar

Indikator

Materi Pokok

1.1. Melakukan berbagai bentuk latihan untuk peningkatan kebugaran jasmani

· Melakukan berbagai bentuk latihan kelincahan

· Melakukan berbagai bentuk latihan ketepatan

· Melakukan berbagai bentuk latihan reaksi

· Melakukan berbagai bentuk latihan kekuatan

· Melakukan berbagai bentuk latihan kecepatan

· Melakukan berbagai bentuk latihan daya tahan

· Latihan kebugaran jasmani

1.2. Melakukan pengukuran unsur-unsur kebugaran jasmani

· Menerapkan konsep dasar tes dan pengukuran kebugaran jasmani

· Mengukur kelincahan

· Mengukur kekuatan

· Mengukur daya tahan

· Mengukur kecepatan

· Mengukur kelentukan

· Pengukuran kebugaran

1.3. Melakukan dan meng-interpretasikan hasil tes pengukuran kebugaran jasmani

· Mengolah hasil tes pengukuran kebugaran jasmani

· Menginterpretasikan hasil tes pengukuran kebugaran jasmani

· Pengolahan hasil tes dan pengukuran

Standar Kompetensi : 2. Melakukan teknik, strategi, dan taktik berbagai permainan dan olahraga berdasarkan

Konsep yang benar dan memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Aspek : Permainan dan olahraga

Kompetensi dasar

Indikator

Materi Pokok

2.1. Mengintegrasikan teknik salah satu nomor olahraga beregu menggunakan bola besar (sepak bola, bola voli, bola basket, atau bola tangan) dengan baik, tepat, dan lancar

· Menggunakan berbagai formasi, bentuk, dan strategi dalam permainan sepak bola

· Menerapkan dasar-dasar strategi dan taktik penyerangan maupun pertahanan sepak bola

· Memperlihatkan nilai pantang menyerah, dan jujur (fair play) dalam permainan

· Pengintegrasian teknik dalam permainan sepak bola

· Menggunakan berbagai formasi, bentuk, dan strategi dalam permainan bola voli

· Menerapkan dasar-dasar strategi dan taktik penyerangan maupun pertahanan bola voli

· Menerapkan peraturan permainan

· Pengintegrasian teknik dalam permainan bola voli



Kompetensi Dasar

Indikator

Materi Pokok

· Menggunakan berbagai formasi, bentuk, dan strategi dalam permainan bola basket/bola tangan

· Menerapkan dasar-dasar strategi dan taktik penyerangan maupun pertahanan bola basket/bola tangan

· Menerapkan peraturan permainan

· Pengintegrasian teknik dalam permainan bola basket dan bola tangan

2.2. Mengintegrasikan teknik salah satu nomor olahraga beregu menggunakan bola kecil (softball atau baseball) dengan baik, tepat, dan lancar

· Menggunakan berbagai formasi, bentuk, dan strategi dalam permainan softball/baseball

· Menerapkan dasar-dasar strategi dan taktik penyerangan maupun pertahanan softball/baseball

· Menerapkan peraturan permainan

· Pengintegrasian teknik dalam permainan softball dan baseball

2.3. Mengintegrasikan teknik salah satu nomor olahraga perorangan (bulutangkis, tenis lapangan atau tenis meja) dengan baik, tepat, dan lancar

· Memperagakan berbagai teknik gerak cabang olahraga bulutangkis dan tenis

· Menerapkan taktik penyerangan dan pertahan-an dalam berbagai cabang olahraga individu

· Menerapkan peraturan yang berlaku dalam permainan

· Pengintegrasian teknik dalam permainan bulu tangkis dan tenis

2.4. Mengintegrasikan teknik salah satu nomor olahraga perorangan atletik (lari, lompat, lempar atau tolak) dengan baik, tepat, dan lancar

· Memperagakan berbagai teknik atletik (lari, lompat, lempar/tolak)

· Menerapkan dasar-dasar strategi dan taktik dalam atletik

· Menerapkan peraturan yang berlaku dalam permainan

· Pengintegrasian teknik dalam Atletik

2.5. Mengintegrasikan teknik salah satu nomor olahraga perorangan bela diri (pencak silat, karate atau tae kwon do)dengan baik, tepat, dan lancar

· Memperagakan berbagai teknik bela diri (teknik tendangan, pukulan, elakan)

· Menerapkan dasar-dasar strategi dan taktik dalam bela diri

· Menerapkan peraturan yang berlaku dalam pertandingan

· Pengintegrasian teknik dalam Bela diri

Standar Kompetensi : 3. Melakukan berbagai keterampilan senam berdasarkan konsep yang benar dan memiliki

nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Aspek : Aktivitas Senam

Kompetensi Dasar

Indikator

Materi Pokok

3.1. Melakukan senam lantai dengan baik dan benar

· Menerapkan konsep dasar senam lantai

· Melakukan guling, hand-spring, neck-spring, head-spring, meroda

· Melakukan gerakan rangkaian senam

· Senam lantai

Standar Kompetensi : 4. Melakukan berbagai aktivitas ritmik, hasil kreasi rangkaian, dan koordinasi gerak

berirama yang berdasarkan konsep yang benar dan memiliki nilai-nilai yang terkandung di

dalamnya.

Aspek : Aktivitas Ritmik

Kompetensi Dasar

Indikator

Materi Pokok

4.1. Melakukan gerak dasar senam aerobik dengan benar, tepat, dan lancar

· Melakukan rangkaian dasar koordinasi gerak langkah kaki – ayunan lengan dan gerak anggota tubuh lainnya

· Mematuhi peraturan dalam tari modern

· Senam Aerobik

Standar Kompetensi : 5. Memperagakan teknik-teknik gaya renang, permainan di air, dan upaya penyelamatan di air berdasarkan konsep yang benar dan memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Aspek : Akuatik (Aktivitas Air)

Kompetensi Dasar

Indikator

Materi pokok

5.1. Melakukan keterampilan koordinasi teknik salah satu gaya renang dengan baik, tepat, dan lancar

· Melakukan teknik meluncur renang gaya dada

· Melakukan teknik bernapas renang gaya dada

· Melakukan renang gaya dada dengan kombinasi gerakan kaki dan tangan

· Melakukan lomba renang gaya dada

· Mematuhi peraturan perlombaan renang

· Renang gaya dada

Standar Kompetensi : 6. Melakukan berbagai aktivitas di luar Kelas seperti keterampilan penjelajahan dan

penyelamatan dalam kegiatan-kegiatan di alam bebas berdasarkan konsep yang benar dan

memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Aspek : Pendidikan Luar Kelas (Outdoor Education)

Kompetensi Dasar

Indikator

Materi Pokok

6.1. Memperagakan keterampilan menjelajah dan penyelamatan di alam bebas

· Memilih lokasi yang aman dan nyaman

· Menggunakan peralatan/perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan

· Menelusuri perbukitan/pegunungan

· Menerapkan prinsip menjelajah di perbukitan/pegunungan

· Penjelajahan dan penyelamatan di alam bebas


Kelas : XII

Standar Kompetensi : 1. Memperagakan kemampuan untuk melakukan dan merancang aktivitas pengembangan

untuk meningkatkan dan memelihara kebugaran yang berdasarkan konsep yang benar dan

memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Aspek : Aktivitas Pengembangan

Kompetensi Dasar

Indikator

Materi Pokok

1.1. Merancang program latihan fisik untuk pemeliharaan kebugaran jasmani

· Melakukan berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani yang sesuai dengan cabang olahraga yang diminati

· Melakukan berbagai bentuk latihan untuk kekuatan otot

· Melakukan berbagai bentuk latihan untuk daya tahan

· Latihan kebugaran jasmani

1.2. Menyusun program pengukuran kebugaran jasmani

· Memahami konsep dasar tes dan pengukuran kebugaran jasmani

· Menerapkan tes pengukuran kebugaran jasmani sesuai dengan cabang olahraga yang diminati

· Tes dan Pengukuran kebugaran jasmani

1.3. Mengolah hasil pengukuran kebugaran jasmani

· Memahami konsep dasar tentang pengolahan hasil tes dan pengukuran kebugaran jasmani

· Melakukan langkah-langkah pengolahan nilai hasil tes dan pengukuran kebugaran jasmani

· Pengoolahan hasil tes dan pengukuran

Standar Kompetensi : 2. Melakukan teknik, strategi, dan taktik berbagai permainan dan olahraga berdasarkan

konsep yang benar dan memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Aspek : Permainan dan Olahraga

Kompetensi Dasar

Indikator

Materi Pokok

2.1. Menerapkan strategi dan taktik salah satu nomor olahraga beregu menggunakan bola besar (sepak bola, bola voli, bola basket atau bola tangan)

· Menggunakan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan bila menghadapi situasi tertentu

· Menggunakan berbagai variasi, bentuk, dan strategi dalam permainan sepak bola

· Mengorganisasikan pertandingan

· Mengimplementasikan peraturan pertandingan dan perwasitan

· Mengaplikasikan nilai kerja sama kelompok, pantang menyerah, dan fair play dalam permainan

· Strategi dan taktik permainan sepak bola

· Administrasi dan organisasi pertandingan

· Peraturan pertandingan dan perwasitan


Kompetensi Dasar

Indikator

Materi Pokok

· Menggunakan berbagai strategi dan taktik permainan bola voli

· Menggunakan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan bila menghadapi situasi tertentu

· Mengorganisasikan pertandingan

· Mengimplementasikan peraturan pertandingan dan perwasitan

· Menerapkan nilai kerja sama kelompok, pantang menyerah, dan fair play dalam permainan

· Strategi dan taktik permainan bola voli

· Administrasi dan organisasi pertandingan

· Peraturan pertandingan dan perwasitan

· Menggunakan berbagai strategi dan taktik permainan bola basket dan bola tangan

· Menggunakan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan bila menghadapi situasi tertentu

· Mengorganisasikan pertandingan

· Mengimplementasikan peraturan pertandingan dan perwasitan

· Menerapkan nilai kerja sama kelompok, pantang menyerah, dan fair play dalam permainan

· Strategi dan taktik permainan bola basket dan bola tangan

· Administrasi dan organisasi pertandingan

· Peraturan pertandingan dan perwasitan

2.2. Menerapkan strategi dan taktik salah satu nomor olahraga beregu menggunakan bola kecil (softball atau baseball)

· Menggunakan berbagai strategi dan taktik permainan softball dan baseball

· Menggunakan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan bila menghadapi situasi tertentu

· Mengorganisasikan pertandingan

· Mengimplementasikan peraturan pertandingan dan perwasitan

· Menerapkan nilai kerja sama kelompok, pantang menyerah, dan fair play dalam permainan

· Strategi dan taktik permainan softball dan baseball

· Administrasi dan organisasi pertandingan

· Peraturan pertandingan dan perwasitan

2.3 Menerapkan strategi dan taktik salah satu nomor olahraga perorangan (tenis lapangan, tenis meja atau bulutangkis)

· Menerapkan strategi dan taktik permainan tunggal, ganda, dan ganda campuran dalam permainan bulutangkis, dan tenis

· Mengorganisasikan pertandingan

· Mengimplementasikan peraturan pertandingan dan perwasitan

· Menerapkan nilai-nilai pantang menyerah dan fair play dalam permainan

· Strategi dan taktik permainan tenis dan bulutangkis

· Administrasi dan organisasi pertandingan

· Peraturan pertandingan dan perwasitan


Kompetensi Dasar

Indikator

Materi Pokok

2.4. Menerapkan strategi dan taktik salah satu nomor olahraga perorangan atletik (lari, lompat, lempar atau tolak)

· Menerapkan strategi dan taktik lari jarak pendek

· Menerapkan strategi dan taktik lari jarak mene-ngah

· Menerapkan strategi dan taktik lompat jauh

· Menerapkan strategi dan taktik lompat tinggi

· Menerapkan strategi dan taktik tolak peluru

· Menerapkan strategi dan taktik lempar lembing

· Menerapkan strategi dan taktik lempar cakram

· Mengorganisasikan perlombaan

· Mengimplementasikan peraturan perlombaan dan perwasitan

· Menerapkan nilai-nilai pantang menyerah dan fair play dalam permainan

· Strategi dan taktik atletik

· Administrasi dan organisasi perlombaan

· Peraturan dan perwasitan perlombaan

2.5. Menerapkan strategi dan taktik salah satu nomor olahraga perorangan (bela diri)

· Menerapkan strategi dan taktik penyerangan dan pertahanan dalam olahraga beladiri

· Mengorganisasikan pertandingan

· Mengimplementasikan peraturan pertandingan dan perwasitan

· Menerapkan nilai-nilai pantang menyerah dan fair play dalam permainan

· Strategi dan taktik beladiri

· Administrasi dan organisasi pertandingan

· Peraturan pertandingan dan perwasitan

Standar Kompetensi : 3. Melakukan berbagai keterampilan senam berdasarkan konsep yang benar dan memiliki

nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Aspek : Aktivitas Senam

Kompetensi Dasar

Indikator

Materi Pokok

3.1. Melakukan salah satu nomor senam lantai dengan alat atau tanpa alat

· Melakukan gerakan salto ke depan

· Melakukan gerakan flik-flak

· Melakukan gerakan lompat kangkang

· Melakukan gerakan loncat harimau (Tiger sprong)

· Melakukan gerakan lompat jongkok

· Berguling di atas peti

· Melakukan gerak ketangkasan beregu (membentuk piramid)

· Senam lantai dan ketangkasan


Standar Kompetensi : 4. Melakukan berbagai aktivitas ritmik, hasil kreasi rangkaian, dan koordinasi gerak

berirama yang berdasarkan konsep yang benar dan memiliki nilai-nilai yang terkandung di

dalamnya.

Aspek : Aktivitas Ritmik

Kompetensi Dasar

Indikator

Materi Pokok

4.1. Menyusun rangkaian gerak sederhana senam aerobik

· Menciptakan rangkaian gerak senam aerobik

· Rangkaian gerak senam aerobik

Standar Kompetensi : 5. Memperagakan teknik-teknik gaya renang, permainan di air, dan upaya penyelamatan di

air berdasarkan konsep yang benar dan memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Aspek : Akuatik (Aktivitas Air)

Kompetensi Dasar

Indikator

Materi Pokok

5.1. Melakukan penyelamatan di air

· Memahami berbagai teknik penyelamatan di air

· Melakukan penyelamatan dengan membawa satu korban

· Mematuhi peraturan dan prosedur renang penyelamatan

· Penyelamatan di air

5.2. Bermain polo air

· Melakukan keterampilan bermain polo air

· Melakukan permainan polo air

· Mematuhi peraturan permainan polo air

· Polo air

Standar Kompetensi : 6. Melakukan berbagai aktivitas di luar Kelas seperti keterampilan penjelajahan dan

penyelamatan dalam kegiatan kegiatan di alam bebas berdasarkan konsep yang benar dan

memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Aspek : Pendidikan Luar Kelas (Outdoor Education)

Kompetensi Dasar

Indikator

Materi Pokok

6.1. Merancang penjelajahan di alam bebas

· Memilih jalan yang aman untuk dilalui

· Memilih lokasi yang nyaman untuk istirahat

· Menggunakan peralatan dan perlengakapan yang sesuai

· Menerapkan prinsip dasar menjelajah hutan dan pegunungan

· Memiliki etika yang baik dalam aktivitas penje-lajahan

· Penjelajahan di hutan dan pegunungan

6.2. Mempraktikkan penyelamatan kegiatan di alam bebas

· Menampilkan keterampilan dasar penyelamatan kecelakaan dalam penjelajahan di hutan dan pegunungan

· Mempraktikkan penyelamatan kecelakaan dalam penjelajahan di hutan dan gunung

· Penyelamatan di hutan dan gunung